1.
Judul Buku : Anak Arloji
2.
Judul Cerpen : Panggilan Sasha
3.
Nama Pengarang : Kurnia
Effendi
4.
Tahun Terbit : Maret
2011
5.
Nama Penerbit : PT
Serambi Ilmu Semesta , Anggota IKAPI
6.
Tempat Terbit : Jakarta
& Bandung
7.
Editor : Endah Sulwesi
8.
Tebal Buku : 240 halaman + 2 halaman cover
SINOPSIS
Kurnia Effendi lahir di
Tegal, Jawa Tengah, 20 Oktober 1960. Dia menyelesaikan pendidikan pada tahun
1991 dari Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut
Teknologi Bandung. Dilihat dari latar belakang pendidikannya, beberapa karyanya
memperlihatkan warna kesenirupaan yang sangat indah. Ia mulai menulis sejak
masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Namun, namanya mulai dikenal public sejak
1978 ketika cerpen dan puisinya dimuat di media massa. Kemudian, pada tahun
1980-an ia terlibat aktif sebagai peserta dalam berbagai sayembara penulisan
fiksi dan puisi. Kreativitasnya sebagai penulis makin berkembang ketika Ia
hijrah ke Bandung untuk melanjutkan studi ke ITB dan kemudian bergabung dengan
Grup Apresiasi Sastra (GAS) ITB dan bergaul dengan Forum Sastra Indonesia.
Setamat dari ITB, Kurnia Effendi hijrah ke Jakarta dan juga bergabung dengan
Komunitas Sastra Indonesia (KSI).
Novel dan
cerpen-cerpennya yang telah dibukakan adalah
Senapan Cinta (Kata Kita, 2004),
Bercinta
di Bawah Bulan (Metafor Publishing, 2004), Aura Negeri Cinta
(Lingkar Pena Publishing House, 2005), Kincir Api (Gramedia Pustaka Utama,
2005), Selembut Lumut Gunung (Cipta Sekawan media, 2006), Burung
Kolibri Merah Dadu (2007), dan Interlude-Jeda (bersama Syafrudin
Azhar, LPKP, 2007). Sejumlah cerpennya juga terbit dalam antologi bersama.
Beberapa diantara antologi itu adalah 20 Tahun Cinta (Senayan Abadi
Publishing, 2003), Wajah Dibalik Jendela (Lazuardi Publishing, 2003), Kota
yang Bernama dan Tak Bernama (DKJ dan Bentang, 2003), Addicted
2U (Lingkar Pena Publishing House, 2005), Jl. Asmaradana, Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2005
(Penerbit Kompas, 2005), dan Ripin, Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2007 (Penerbit Kompas, 2007).
Dan juga pada tahun
2008, Ia menulis buku The Four Finger Pianist yang berisi
kisah hidup Hee Ah Lee-pianis asal Korea-yang sukses sebagai pianis meski hanya
berjari empat. Buku ini mendapat pujian dari banyak orang dan dalam waktu 2
bulan telah mengalami cetak ulang sebanyak 2 kali.
Panggilan
Sasha merupakan salah
satu cerpen dari 14 cerpen lainnya yang terdapat dalam buku berjudul Anak
Arloji karya Kurnia Effendi. Cerpen yang berjudul “Panggilan Sasha” ini bertemakan tentang hubungan antara
orangtua kepada anaknya, terlebih antara ibu dan anak. Cerpen ini juga memiliki
sudut pandang pertama dimana tokoh si Aku digambarkan sebagai seorang Ibu yang
keras kepala, pekerja keras namun sayang kepada keluarganya. Dia juga memiliki
seorang suami yang bijaksana dan pekerja keras bernama Mas Uku serta seorang
anak bernama Sasha. Latar yang ditampilkan dalam cerpen ini yaitu rumah yang
nyaman serta sebuah kantor elok yang memiliki bentuk bangunan yang unik,
estetik, seperti khusus diciptakan oleh desainer yang hebat. Cerpen ini
memiliki nilai-nilai sosial tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya
terlebih ketika suatu hari sang ibu tidak menemani si anak untuk makan siang
dikarenakan sang ibu sibuk dengan pekerjaannya sehingga sang anak terserang
demam karena dia hanya mau ibunyalah yang menemaninya makan. Kemudian sang ibu
pun rela meninggalkan pekerjaannya karena ia tak tega membiarkan anaknya tumbuh
dalam kesepian, dalam kondisi tanpa sentuhan langsung dari orang yang telah
melahirkannya. Melalui cerpen ini dapat terlihat betapa haruslah para orangtua
tidak menomorduakan keluarga mereka hanya karena ingin meneruskan karir mereka.
Meskipun mereka juga perlu mencari nafkah tetapi tetap saja keluargalah yang
paling penting. Ingatlah bahwa jangan sekali pun kita menyia-nyiakan keluarga
yang kita miliki karena di dalam keluargalah tempat dimana kita bertumbuh dan
dibentuk menjadi orang yang berguna bagi masa depan kita, bangsa, dan negara.
Bahasa yang digunakan oleh pengarang sendiri tidaklah
terlalu sulit untuk dimengerti karena bahasa yang dipakai adalah bahasa
sehari-hari. Di dalam cerpen ini terlihat sangat kuat betapa sang ibu sangat
menyayangi anaknya. Ia pun rela meninggalkan bayangan indah tentang masa depan
karirnya demi melihat anaknya tersenyum gembira. Itulah yang dinamakan dengan
cinta yang tulus yaitu cinta seseorang yang mau dan rela berkorban untuk orang
yang dicintainya. Kurnia Effendi juga ingin membuat setiap orang yang
membacanya dibuat bertanya-tanya akan akhir dari cerita cerpen tersebut. Tidak
diberitahukan apakah ceritanya berakhir bahagia ataukah sedih. Hanya pembaca
sendirilah yang dapat menyimpulkannya sesuai dengan pemikiran mereka
masing-masing. Namun sangat disayangkan, Banyak kata-kata yang digunakan di
dalam cerpen ini sebenarnya tidak diperlukan sehingga kesannya sedikit
berlebihan(bertele-tele) dan juga membuat para pembaca bosan ketika
membacanya.
PENUTUP
Salah satu dari cerpen dari
karya Kurnia Effendi ini sangat menarik untuk dibaca siapa saja karena didalam
cerpen ini menunjukkan usaha manusia untuk memperjuangkan cinta bagi orang
lain. Rela mengorbankan kebahagiaannya untuk kebahagiaan orang lain. Di dalam
cerpen ini kita semua dapat mengetahui betapa sayangnya seorang ibu hingga rela
melepaskan impian tentang karir yang indah untuk menyenangkan anaknya, agar
anaknya tumbuh di dalam cinta kasih ibunya. Banyak sekali nilai-nilai sosial
yang dapat dipetik dari dalam cerpen ini yang sangat berguna untuk kehidupan
kita sehari-hari. Cerpen ini juga menggugah empati para pembacanya agar lebih
sayang pada diri sendiri dan orang lain, terutama keluarga.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar