Laman

Kamis, 27 Oktober 2011

Anak Arloji





IDENTITAS BUKU

1.        Judul Buku                 :           Anak Arloji
2.      Judul Cerpen             :           Panggilan Sasha
3.       Nama Pengarang      :           Kurnia Effendi
4.      Tahun Terbit             :           Maret 2011
5.      Nama Penerbit          :           PT Serambi Ilmu Semesta , Anggota IKAPI
6.      Tempat Terbit          :           Jakarta & Bandung
7.      Editor                         :           Endah Sulwesi
8.      Tebal Buku                :           240 halaman + 2 halaman cover

 SINOPSIS

Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, 20 Oktober 1960. Dia menyelesaikan pendidikan pada tahun 1991 dari Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Dilihat dari latar belakang pendidikannya, beberapa karyanya memperlihatkan warna kesenirupaan yang sangat indah. Ia mulai menulis sejak masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Namun, namanya mulai dikenal public sejak 1978 ketika cerpen dan puisinya dimuat di media massa. Kemudian, pada tahun 1980-an ia terlibat aktif sebagai peserta dalam berbagai sayembara penulisan fiksi dan puisi. Kreativitasnya sebagai penulis makin berkembang ketika Ia hijrah ke Bandung untuk melanjutkan studi ke ITB dan kemudian bergabung dengan Grup Apresiasi Sastra (GAS) ITB dan bergaul dengan Forum Sastra Indonesia. Setamat dari ITB, Kurnia Effendi hijrah ke Jakarta dan juga bergabung dengan Komunitas Sastra Indonesia (KSI).
Novel dan cerpen-cerpennya yang telah dibukakan adalah Senapan Cinta (Kata Kita, 2004), Bercinta di Bawah Bulan (Metafor Publishing, 2004), Aura Negeri Cinta (Lingkar Pena Publishing House, 2005), Kincir Api (Gramedia Pustaka Utama, 2005), Selembut Lumut Gunung (Cipta Sekawan media, 2006), Burung Kolibri Merah Dadu (2007), dan Interlude-Jeda (bersama Syafrudin Azhar, LPKP, 2007). Sejumlah cerpennya juga terbit dalam antologi bersama. Beberapa diantara antologi itu adalah 20 Tahun Cinta (Senayan Abadi Publishing, 2003), Wajah Dibalik Jendela (Lazuardi Publishing, 2003), Kota yang Bernama dan Tak Bernama (DKJ dan Bentang, 2003), Addicted 2U (Lingkar Pena Publishing House, 2005), Jl. Asmaradana, Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2005 (Penerbit Kompas, 2005), dan Ripin, Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2007 (Penerbit Kompas, 2007).
Dan juga pada tahun 2008, Ia menulis buku The Four Finger Pianist yang berisi kisah hidup Hee Ah Lee-pianis asal Korea-yang sukses sebagai pianis meski hanya berjari empat. Buku ini mendapat pujian dari banyak orang dan dalam waktu 2 bulan telah mengalami cetak ulang sebanyak 2 kali.


Panggilan Sasha merupakan salah satu cerpen dari 14 cerpen lainnya yang terdapat dalam buku berjudul Anak Arloji karya Kurnia Effendi. Cerpen yang berjudul “Panggilan Sasha”  ini bertemakan tentang hubungan antara orangtua kepada anaknya, terlebih antara ibu dan anak. Cerpen ini juga memiliki sudut pandang pertama dimana tokoh si Aku digambarkan sebagai seorang Ibu yang keras kepala, pekerja keras namun sayang kepada keluarganya. Dia juga memiliki seorang suami yang bijaksana dan pekerja keras bernama Mas Uku serta seorang anak bernama Sasha. Latar yang ditampilkan dalam cerpen ini yaitu rumah yang nyaman serta sebuah kantor elok yang memiliki bentuk bangunan yang unik, estetik, seperti khusus diciptakan oleh desainer yang hebat. Cerpen ini memiliki nilai-nilai sosial tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya terlebih ketika suatu hari sang ibu tidak menemani si anak untuk makan siang dikarenakan sang ibu sibuk dengan pekerjaannya sehingga sang anak terserang demam karena dia hanya mau ibunyalah yang menemaninya makan. Kemudian sang ibu pun rela meninggalkan pekerjaannya karena ia tak tega membiarkan anaknya tumbuh dalam kesepian, dalam kondisi tanpa sentuhan langsung dari orang yang telah melahirkannya. Melalui cerpen ini dapat terlihat betapa haruslah para orangtua tidak menomorduakan keluarga mereka hanya karena ingin meneruskan karir mereka. Meskipun mereka juga perlu mencari nafkah tetapi tetap saja keluargalah yang paling penting. Ingatlah bahwa jangan sekali pun kita menyia-nyiakan keluarga yang kita miliki karena di dalam keluargalah tempat dimana kita bertumbuh dan dibentuk menjadi orang yang berguna bagi masa depan kita, bangsa, dan negara.

Bahasa yang digunakan oleh pengarang sendiri tidaklah terlalu sulit untuk dimengerti karena bahasa yang dipakai adalah bahasa sehari-hari. Di dalam cerpen ini terlihat sangat kuat betapa sang ibu sangat menyayangi anaknya. Ia pun rela meninggalkan bayangan indah tentang masa depan karirnya demi melihat anaknya tersenyum gembira. Itulah yang dinamakan dengan cinta yang tulus yaitu cinta seseorang yang mau dan rela berkorban untuk orang yang dicintainya. Kurnia Effendi juga ingin membuat setiap orang yang membacanya dibuat bertanya-tanya akan akhir dari cerita cerpen tersebut. Tidak diberitahukan apakah ceritanya berakhir bahagia ataukah sedih. Hanya pembaca sendirilah yang dapat menyimpulkannya sesuai dengan pemikiran mereka masing-masing. Namun sangat disayangkan, Banyak kata-kata yang digunakan di dalam cerpen ini sebenarnya tidak diperlukan sehingga kesannya sedikit berlebihan(bertele-tele) dan juga membuat para pembaca bosan ketika membacanya.     

PENUTUP

Salah satu dari cerpen dari karya Kurnia Effendi ini sangat menarik untuk dibaca siapa saja karena didalam cerpen ini menunjukkan usaha manusia untuk memperjuangkan cinta bagi orang lain. Rela mengorbankan kebahagiaannya untuk kebahagiaan orang lain. Di dalam cerpen ini kita semua dapat mengetahui betapa sayangnya seorang ibu hingga rela melepaskan impian tentang karir yang indah untuk menyenangkan anaknya, agar anaknya tumbuh di dalam cinta kasih ibunya. Banyak sekali nilai-nilai sosial yang dapat dipetik dari dalam cerpen ini yang sangat berguna untuk kehidupan kita sehari-hari. Cerpen ini juga menggugah empati para pembacanya agar lebih sayang pada diri sendiri dan orang lain, terutama keluarga.

0 komentar:

Posting Komentar